Sejarah Keji Agama Syi'ah Rafidhah
Assalamu’alaikum wr.wb.
Muhib Al-Majdi Rabu, 30 Rabiul Awwal 1433 H / 22
Februari 2012 22:33
(Arrahmah.com) – Banyak kaum
muslimin yang tertipu oleh ‘kegarangan’ negara Syiah Rafidhah Iran terhadap
Barat. Mereka menyangka Syiah Rafidhah adalah bagian dari Islam, bahkan
pahlawan yang membela kaum muslimin. Padahal Syiah Rafidhah adalah agama
tersendiri di luar Islam. Syiah Rafidhah juga tidak membela kaum muslimin.
Justru sejarah Syiah Rafidhah sejak pertama muncul hingga hari ini selalu
bersekongkol dengan musuh-musuh Islam dalam memerangi kaum muslimin.
Syiah Rafidhah bersekongkol dengan pasukan salibis Eropa dalam menginvasi
Palestina dan Syam pada masa perang Salib. Setelah itu Syiah Rafidhah
bersekongkol dengan pasukan Mongol dalam menjatuhkan daulah Abbasiyah dan
mencaplok wilayah Islam. Negara Syiah Rafidhah Shafawiyah Iran juga
bersekongkol dengan Inggris, Perancis, Spanyol, Portugis, dan Barat dalam
memerangi daulah Utsmaniyah.
Kini, Syiah Rafidhah Iran bersekongkol dengan Syiah Yaman dan Syiah Nushairiyah dalam membantai kaum muslimin.
Untuk menutupi kedoknya, Syiah Rafidhah Iran menampakkan diri seakan-akan
memusuhi Israel dan AS. Padahal banyak bukti menunjukkan persekongkolan mereka
di belakang layar demi memerangi kaum muslimin.
Berikut ini ringkasan sejarah agama Syiah Rafidhah, kanker umat dan penyakitnya yang
ganas. Dengan izin Allah, kami menjelaskan peristiwa-peristiwa paling penting
yang memiliki kaitan langsung dengan sejarah Syiah Rafidhah dalam memerangi
kaum muslimin. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin secara umum.
Dengan nama Allah, saya memulai:
14 H: Tahun ini merupakan asal muasal cekikan kelompok Rafidhah terhadap Islam
dan kaum muslimin. Hal itu dikarenakan pada tahun ini terjadi perang Qadisiyah,
di mana kaum muslimin meraih kemenangan telak atas nenek moyang kelompok
Rafidhah, yaitu bangsa Persia Majusi. Peristiwa ini terjadi pada masa
pemerintahan Umar bin Khathab RA.
16 H: Ibukota imperium Persia, Madain, jatuh ke tangan kaum muslimin. Peristiwa
ini meninggalkan kekecewaan, kemarahan, dan kebencian yang mendalam dalam hati
kelompok Rafidhah.
23 H: Abu Lu’luah al-Majusi membunuh khalifah Umar bin Khatab RA. Kelompok
Rafidhah memberi Abu Lu’luah gelar Baba Alauddin, sebagai symbol dan tokoh
penting mereka dalam memerangi Islam.
34 H: Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi dari Shan’a yang bergelar Ibnu Sauda’
muncul dan menampakkan dirinya masuk Islam secara lahir meski dalam hatinya
memendam kekafiran. Ia mulai menggerakkan kelompok-kelompok untuk melawan
khalifah Utsman bin Affan. Provokasinya berhasil dan orang-orang yang menjadi
pengikutnya membunuh khalifah Ustman bin Affan pada tahun 35 H.
Aqidah Abdullah bin Saba’ memiliki akar pada ajaran Yahudi, Nasrani, dan
Majusi yaitu penuhanan Ali bin Abi Thalib, pewasiatan kepemimpinan baginya,
raj’ah (Ali akan hidup kembali di akhir zaman untuk menghukum lawan-lawan
politiknya), wilayah, imam, bada’, dan lain-lain.
36 H: Satu malam sebelum terjadinya perang Jamal, kedua belah pihak sahabat
berdamai dan bermalam dengan tenang. Adapun Abdullah bin Saba’ dan para
pengikutnya tidak tinggal diam. Mereka melakukan kekacauan di kedua belah
barisan sehingga mereka berhasil menyebabkan kesalah pahaman dan peperangan di
antara kedua belah pihak. Pada masa kekhalifah Ali bin Abi Thalib, para
pengikut Abdullah bin Saba’ (Saba’iyah) mendatangi Ali dan menyatakan secara
terus terang bahwa Ali adalah Tuhan yang menciptakan dan memberi rizki mereka.
Ali meminta mereka untuk bertaubat namun mereka tidak mau bertaubat, maka Ali
menghukum mati mereka dengan hukuman bakar.
41 H: Tahun yang paling dibenci oleh kelompok Rafidhah, di mana kaum muslimin
bersepakat untuk mengakui satu khalifah yaitu Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA.
Hasan bin Ali mengundurkan dirinya dari jabatan khalifah dan tahun tersebut
dikenal dengan nama tahun jama’ah. Makar Rafidhah untuk memecah belah kaum
muslimin gagal.
61 H: Husain bin Ali RA terbunuh pada tanggal 10 Muharam setelah para
pengikutnya mengkhianatinya dan membiarkannya sendirian menghadapi pasukan
daulah Umawiyah.
260 H: wafatnya Hasan Al-Askari yang dianggap sebagai imam ke-11 kelompok
Rafidhah. Maka muncul kelompo Rafidhah Itsna Asyariyah yang meyakini imam
mereka adalah imam yang ditunggu-tunggu karena masih bersembunyi di sebuah gua
di Samira, yaitu Muhammad bin Hasan al-Askari. Padahal Hasan al-Askari
meninggal tanpa memiliki anak. Rafidhah Itsna Asyariyah meyakini imam Muhammad
bin Hasan al-Askari adalah imam Mahdi yang akan keluar untuk menegakkan
kerajaan Rafidhah dan menghukum lawan-lawan politiknya.
277 H: Di kota Kufah muncul kelompok Qaramithah Rafidhah, dipimpin oleh Hamdan
bin Asy’ats yang bergelar Qarmith.
278 H: Di Ahsa’ dan Bahrain muncul kelompok Qaramithah Rafidhah di bawah pimpinan
Abu Sa’id al-Janabi ar-Rafidhi.
280 H: berdiri kerajaan Syiah Zaidiyah Rafidhah di Sha’dah dan Shan’a,
Yaman, dengan pemimpinnya Husain bin Qasim ar-Rasi.
297 H: Berdiri kerajaan Ubaidiyah Rafidhah di Mesir dan Magrib (Maroko dan Afrika
Utara), di bawah pimpinan Ubaidullah bin Muhammad al-Mahdi. Mereka menipu kaum
muslimin dengan mengklaim sebagai keturunan ahlul bait dan mereka menamakan
kerajaan mereka kerajaan Fathimiyah.
317 H: Pemimpin Qaramithah Rafidhah di Ahsa dan Bahrain, Abu Thahir ar-Rafidhi
bersama kelompoknya berhasil menguasai kota Makkah pada hari Tarwiyah, 8
Dzulhijah. Mereka membantai jama’ah haji di masjidil haram, membuang
mayat-mayat mereka ke sumur zam-sam, dan mencongkel Hajar Aswad kemudian mereka
bawa ke Ahsa’. Hajar Aswad tetap mereka kuasai di Ahsa’ sampai tahun 335 H.
Adapun kekuasaan mereka di Ahsa’ bertahan sampai tahun 466 H.
Pada tahun 317 H berdiri pula kerajaan Hamdaniyah Rafidhah di Maushil
(Irak) dan Halb (Suriah). Kerajaan ini tumbang pada tahun 394 H.
329 H: Tahun ini oleh kelompok Rafidhah disebut tahun Ghaibah Kubra
(persembunyian skala besar), di mana mereka mengklaim telah sampai kepada
mereka sebuah surat dengan tanda tangan imam Mahdi yang mereka tunggu-tunggu.
Menurut klaim mereka, dalam surat tersebut imam Mahdi menulis: “Telah terjadi
ghaibah (persembunyian) secara sempurna maka tidak akan muncul kecuali setelah
mendapat izin Allah. Maka barangsiapa mengklaim melihat aku niscaya ia adalah
seorang pendusta yang mengada-ada.” Surat palsu tersebut mereka buat karena
para ‘dukun’mereka kewalahan menghadapi pertanyaan pengikut awam mereka tentang
kapan waktu kemunculan imam Mahdi yang mereka tunggu-tunggu.
334 H: berdiri kerajaan Buwaihiyah Rafidhah di Dailam dengan pemimpinnya Abu
Syuja’ ad-Dailami. Mereka melakukan perusakan di Baghdad dan pada masa mereka
caci makian terhadap generasi sahabat beredar luas.
339 H: Hajar Aswad dikembalikan oleh pemimpin Qaramithah Rafidhah di Ahsa’ ke Makkah atas perantaraan raja Ubaidiyah Rafidhah
Mesir.
352 H: Penguasa kerajaan Buawihiyah yang mendominasi kerajaan Abbasiyah memerintahkan rakyat untuk
menutup pasar-pasar pada hari Asyura, melarang jual beli, menyalakan lilin,
para wanita keluar rumah dengan rambut terurai dan menampar pipi di
pasar-pasar. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, di Baghdad dilaksanakan
peringatan ratapan atas terbunuhnya Husain bin Ali.
358 H: Kelompok Ubaidiyah Rafidhah menguasai Mesir dan mendirikan kerajaan
Ubaidiyah. Rajanya yang paling menonjol adalah Al-Hakim bi-Amrillah yang
mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan mempropagandakan ajaran reinkernasi. Dengan
runtuhnya kerajaan Ubaidiyah ini pada tahun 568 H, berdirilah kelompok Druz
Bathiniyah.
402 H: Para ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat di Baghdad berkumpul dan
sepakat mengeluarkan fatwa tentang kepalsuan nasab penguasa Ubaidiyah Rafidhah
Mesir, kecacatan akidah mereka, mereka adalah orang-orang zindiq dan kafir.
Fatwa tersebut ditanda tangani oleh ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat dari
kalangan ahlus sunnah dan Syiah sendiri.
408 H: Penguasa Ubaidiyah Rafidhah Mesir, Al-Hakim bi-Amrillah mengklaim dirinya
sebagai Tuhan. Ia dua kali berencana membongkar makam Nabi SAW dan memindahkan
jenazah beliau ke Mesir. Rencana pertama ditentang masyarakat Mesir. Rencana
kedua, ia mengirim orang-orangnya dengan menyewa rumah di dekat masjid nabawi.
Mereka mulai menggali terowongan ke arah makam Nabi SAW, namun usaha mereka
terbongkar dan penduduk Madinah membunuh mereka.
483 H: Berdiri kelompok Hasyasyiyin yang mempropagandakan kekuasaan politik
kerajaan Ubaidiyah Rafidhah Mesir. Pemimpinnya adalah Hasan ash-Shabah, yang
memulai gerakannya dari propinsi Faris tahun 473 H.
500 H: Penguasa Ubaidiyah Rafidhah membangun bangunan makam di Mesir yang mereka
namakan Tajul Husain (mahkota Husain). Mereka mengklaim di dalamnya ada kepala
Husain bin Ali. Mereka berziarah ke bangunan makam tersebut sampai hari ini.
656 H: Pengkhianatan terbesar kelompom Rafidhah melalui pemimpinnya, Nashiruddin
ath-Thusi dan Ibnu Alqami, yang bersekongkol dengan pasukan Mongol sehingga
pasukan Mongol dipimpin Hulakho Khan berhasil meruntuhkan kerajaan Abbasiyah
dan menghancur leburkan ibukota Baghdad. Pasukan Mongol membantai dua juta
muslim, termasuk kalangan ahlul bait yang kelompok Rafidhah mengklaim secara
dusta sebagai pecinta dan pembela mereka. Pada tahun ini pula muncul kelompok Nushairiyah Rafidhah di bawah pimpinan Muhammad
bin Nuhsair ar-Rafidhi.
907 H: Berdiri kerajaan Shafawiyah Rafidhah di Iran di bawah pimpinan Shah Ismail
bin Haidar ash-Shafawi ar-Rafidhi. Ia membantai satu juta lebih muslim ahlus
sunnah di Iran karena mereka tidak mau dipaksa memeluk agama Rafidhah. Ketika
ia mendatangi Baghdad, ia mencaci maki secara terang-terangan khulafa’
rasyidin, membantai warga mulsim yang tidak mau memeluk agama Rafidhah, dan
membongkar banyak makam ahlus sunnah, di antaranya makam imam Abu Hanifah.
Di antara peristiwa yang menonjol dalam sejarah kerajaan Shafawiyah
Rafidhah adalah pemimpinnya, Shah Abbas al-Kabir as-Shafawi memulai program
haji ke Mashad Iran sebagai ganti dari berhaji ke Makkah. Pada masa Shafawiyah,
muncul Shadruddin ash-Shairazi ar-Rafidhi yang membentuk agama Bahaiyah.
Pengikutnya, Mirza Ali Muhammad ash-Shairazi ar-Rafidhi mengklaim bahwa Allah
telah bersatu dengan jasadnya (manunggaling kawula lan gusti). Ia digantikan
oleh muridnya, Bahaullah.
Jejaknya ditiru oleh Mirza Ghulam Ahmad di India, seorang boneka Inggris
yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru, menerima kitab suci baru, dan
mendirikan agama Qadiyaniyah. Kerajaan Shafawiyah runtuh pada tahun 1149 H.
1218 H: Seorang Rafidhah yang keji datang dari Irak ke Dir’iyah (pusat
pemerintahan kerajaan Arab Saudi waktu itu) dan menampakkan dirinya sebagai
ahli ibadah yang hidup zuhud. Seperti halnya Abu Lu’luah al-Majusi yang
pura-pura ikut shalat untuk membunuh khalifah Umar bin Khatab, orang Rafidhah
Irak ini juga pura-pura ikut shalat Ashar di masjid Tharif di kota Dir’iyah.
Saat raja Abdul Aziz bin Muhammad bin Sa’ud yang mengimami shalat sedang sujud,
orang Rafidhah ini mencabut belati yang telah disembunyikan di balik bajunya
dan menusukkannya kepada raja Abdul Aziz. Raja Abdul Aziz meninggal akibat
peristiwa itu. Orang Rafidhah ini membunuh raja Abdul Aziz karena ia dan
pasukannya meratakan bangunan makam Husain bin Ali di Karbala ketika
menundukkan wilayah tersebut.
1289 H: Iran mencetak dan menerbitkan buku ‘Fashlul Khithab fi Itsbat tahrif Kitab
Rabb al-Arbab karya ulama Rafidhah dari Nejef, Irak bernama haji Mirza Husain
bin Muhammad Nuri ath-Thibrisi. Dalam buku tersebut, ia mengumpulkan seluruh
pernyataan ulama Rafidhah yang menyatakan Al-Qur’an yang berada di tangan kaum
muslimin adalah Al-Qur’an yang telah ditambah dan dikurangi, dan
Rafidhah memiliki kitab suci tersendiri yang disebut Mushaf Fatimah, yang
menurut pernyataan mereka tidak satu huruf pun dalam Al-Qur’an yang sama dengan
isi mushaf Fatimah. Isi (jumlah surat dan ayat) mushaf Fatimah menurut
keyakinan mereka tiga kali lipat dari isi Al-Qur’an.
1366 H: Terbit koran Rafidhah bernama Barjamul Islam, yang menyatakan Karbala’
lebih mulia daripada Makkah. Shalat dan thawaf mengelilingi makam Husain di
Karbala’ menurut mereka lebih mulia daripada shalat di masjidil Haram dan thawaf
mengelilingi Ka’bah di Makkah.
1389 H: Pemimpin agama tertinggi Rafidhah Iran, Ayatollah Khameini menerbitkan
bukunya Wilayatul Faqih al-Hukumah al-Islamiyah. Di antara kekafirannya dalam
bukunya tersebut terdapat pada hal. 35, Khameini menulis: “Sesungguhnya di
antara perkara yang pasti dalam madzhab kami adalah keyakinan bahwa para imam
kami memiliki kedudukan yang tidak mampu digapai oleh seorang malaikat yang
dekat dengan Allah maupun seorang nabi yang diutus oleh Allah.”
1399 H: Berdiri Republik Rafidhah Iran dengan pemimpin pertamanya Khameini setelah
menggulingkan pemerintahan Shah Pahlevi. Di antara ciri khasnya adalah
melakukan demonstrasi dan perusakan di kota suci Makkah pada musim haji setiap tahun
dengan mengatas namakan revolusi Islam.
1400 H: Pada tanggal 15 Sya’ban Khameini menyampaikan khutbah dalam peringatan
yang disebut ‘maulid imam al-mahdi’. Di antara isi khutbahnya saat itu adalah
perkataannya, “Seluruh nabi datang untuk membina pondasi-pondasi keadilan di
dunia namun mereka tidak berhasil. Bahkan Nabi SAW penutup para nabi yang
datang untuk memperbaiki kondisi manusia dan merealisasikan keadilan, juga
tidak berhasil melakukan hal itu pada masa hidupnya…sosok yang akan sukses
dalam tugas itu dan membina pondasi-pondasi keadilan di seluruh penjur dunia
serta meluruskan penyimpangan-penyimpangan adalah imam al-Mahdi al-muntazhar.”
1407 H: Orang-orang Rafidhah yang berafiliasi ke negara Rafidhah Iran melakukan
kekacauan dan perusakan di kota Makkah pada musim haji. Ribuan orang Rafidhah
menyamar sebagai jama’ah haji Iran, melakukan demonstrasi pada hari Jum’at,
melakukan penyerbuan, pembunuhan, dan perusakan di kota suci Makkah. Dalam
peristiwa itu, mereka membunuh 402 orang, sebanyak 85 orang korban adalah
polisi dan warga Saudi. Sisanya adalah jama’ah haji dari berbagai negara.
Mereka juga menyerbu, menghancurkan, dan membakar toko-toko dan
kendaraan-kendaraan beserta orang di dalamnya di Makkah. Tindakan biadab
tersebut mencontoh jejak nenek moyang mereka, Qaramithah Rafidhah.
1408 H: Konferensi Islam III yang diadakan oleh Rabithah Alam Islami di Makkah mengeluarkan
fatwa kafirnya Ayatollah Khameini.
1409 H: Orang-orang Rafidhah menyamar sebagai jama’ah haji memasukkan bahan
peledak secara sembunyi-sembunyi ke wilayah Makkah. Pda sore tanggal 7
Dzulhijah, mereka meledakkan bom di sekitar masjidil Haram. Seorang jama’ah
haji dari Pakistan meninggal akibat ledakan tersebut, sedangkan 16 jama’ah haji
lainnya mengalami luka-luka parah. Investigasi aparat keamanan Saudi pada tahun
1410 H membuahkan hasil penangkapan, pengadilan, dan pelaksanaan hukuman mati terhadap
16 orang Rafidhah yang terlibat dalam peledakan tersebut.
1410 H: Pemimpin tertinggi Rafidhah Iran, Ayatollah Khameini meninggal. Rafidhah
Iran telah membangun di atas makamnya bangunan dan ‘Ka’bah’ yang menyerupai
Ka’bah di Makkah. Mereka berthawaf di sekeliling Ka’bah Khameini tersebut.
Abu Daud al-Filasthini
- Sumber : http://www.arrahmah.com/read/2012/02/22/18276-sejarah-keji-agama-syiah-rafidhah.html#sthash.KhH1dzzh.PbVGEP1H.dpuf
Wassalamu’alaikum wr.wb.
No comments