KISAHKU MENUJU BAITULLAH I : NIAT DAN COBAAN BAGIAN 1
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
“Katakanlah, jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Imran : 31)
2007
Pagi itu sangat cerah dan aku berjalan menuju Masjid di
Komplek Pertamina Pondok Ranji
untuk takbir dan sholat Ied berjamaah…
Ku duduk dekat teras masjid bersila sambil bertakbir….
Allahu Akbar - Allahu Akbar – Allahu Akbar..
Lailaha ilallahu wallahu akbar.. Allahu Akbar.. walillahilhamdu…
Entah kenapa saat itu begitu sunyi terasa walau
disekelilingku banyak orang….
Saat itu pikiranku menerawang, walau mulut terus
mengikuti takbir, dan tak terasa perasaan sedih muncul dan hati bertanya :
Ya Allah..
Telah kau pangil
semua saudara-saudaraku untuk menunaikan Ibadah haji dan Umrah…..
Tapi sampai saat
ini aku belum bisa melaksanakankapan apa yang Engkau perintahkan….
Untuk melaksanakan
Ibadah haji memenuhi panggilanMu….
Ya Allah….
Kapankah kiranya
Engkau berkehendak memanggilku untuk melaksanakan ibadah haji…..
Ya Allah….
Jangan kau cabut
nyawaku dan orang tuaku
sebelum hamba ini
dapat melaksanakan Ibadah Haji….
Aamiin.
Tak terasa waktu sholat telah tiba dan akupun berdiri
untuk sholat berjamaah….
Allahu Akbar…..
Kuhadapkan pandanganku kedepan dan saat itu pula kulihat
gambar Ka’bah didepanku..…
Subhanallah….
Tanpa terasa air mata menetes dan membasahi bajuku…
Kuhapus air mataku dengan tanganku dan kembali kuhadapkan
pandanganku ke depan tetapi tidak kulihat lagi gambar Ka’bah di depanku….
Ya Allah…….
Apakah Engkau
sengaja memperlihatkan kepadaku….
Atau hanya sekedar
bayanganku karena rasa inginku yang kuat?
Aku termenung memikirkan
kejadian yang kualami tadi…
Lalu aku ingat bahwa pikiran ini harus terus berprasangka
baik dengan apapun yang Allah tetapkan, karena itu sebagian dari ibadah…
Oleh karena itu aku yakinkan dalam hati bahwa kejadian
ini adalah kehendak Allah
untuk memberikan semangat kepadaku agar aku bersabar dan
tetap dengan niatku…..
Ya Allah..
akankah aku bisa
berangkat tahun depan?
2008
Aku mulai menabung sedikit demi sedikit dan mencari tahu
biaya ongkos naik haji.….
Ternyata cukup mahal…. US$ 6500 + US$ 100 (ONH Plus)….
Ditambah harga dollar lagi gak stabil turun naik…….
Pada saat itu tidak terpikir olehku untuk ikut haji
regular, walau harganya lebih murah dan sebesar US$ 3500,
sehubungan menurut
kabar jika daftar tahun ini berangkatnya bisa 4 tahun lagi…..
Bagiku itu cukup lama karena aku berpikir apa aku masih
hidup?
Sempat aku berpikir : Apa aku sanggup dengan biaya
sebesar itu?
Apalagi banyak tanggungan yang harus kepenuhi…….
Mobil
aja belum lunas eui…..
Siapa dulu yang berangkat? Aku dulu atau istri? Kalau
berdua bisa gak ya…?
Ah.. insya Allah bisa, aku coba yakinkan diriku….
Lalu kutanya istriku, jika ada niat ingin berangkat haji
tahun ini atau tahun depan…..
Lalu dia bilang : “Silahkan
duluan, kan abang yang udah lama kepengen, bapak-ibu juga mau berangkat,
udah
daftar dan insya Allah berangkat tahun depan”
“Oh… ya udah kalau
begitu, aku duluan. Ape kita umroh saja?
Jadi bisa bareng-bareng,
tapi tanggung sih…mendingan haji sekalian…..” kataku.
Bulan terus berganti.. tapi tabunganku belum cukup juga….
Sebentar lagi bulan puasa…..
Tiba-tiba cobaan menimpaku..
Istriku sakit dan harus dirawat….
Penyakit aneh…
Dimulai dari kepala yang dirasakan begitu
amat sakit..
Kemudian dirawat sampai 2 hari, dan pulang….
Tiba-tiba sakit lagi, dan sakitnya sekarang
pindah ke perut…..
Sehingga harus dirawat lagi sampai 3 hari, kemudian pulang lagi…
Tiba-tiba sakit lagi, dan yang diserang sekarang
kakinya……..
Dokter tidak tahu asal muasal penyakit tersebut walau
sudah berulang-ulang kali di foto scan….
Aneh menurutku jika tidak tahu asal muasal sakitnya
istriku dan kok bisa pindah-pindah……???
Ada orang tua dari teman mertuaku bilang ada yang iseng…
Tapi aku gak percaya….
Kemudian tukang refleksi yang kupanggil untuk pijat kaki
istriku..
Karena istriku kakinya pegal-pegal dan minta dipijat juga
mengatakan hal yang sama….
Bahwa ada yang “ngirim”..…
Ah aku tetap gak percaya…
Tapi aku iseng juga bertanya kepada teman-teman istriku dan semua bilang selama ini hubungannya begitu baik
dan tidak ada sedikitpun
permusuhan…….
Berarti ini memang sakit pikirku tanpa ada pikiran lain….
Tetapi kemudian giliran temanku yang juga seorang ustad
bilang
kayaknya ada yang coba berbuat jahat kepadaku…
Tetapi tidak bisa sehingga mentalnya ke orang yang aku
sayangi..
Yakni istriku….
Ya Allah, apa benar
semua itu…?
Sudah 3 orang mengatakan hal yang sama kepadaku….
Aku mulai ragu dan mempertanyakan semua pernyataan itu…….
Siapa yang tidak suka dan ingin berbuat jahat padaku…?
Selama ini walaupun di HRD aku selalu ringan tangan dan
membantu….
Apakah karena jabatan ditempat yang baruku ini dan aku
bukan bagian dari golongannya….?
Banyak hal yang kupikirkan dan mencoba flash back kejadian-kejadian
sebelumnya….
Tapi semuanya terlihat biasa-biasa saja….
Sehingga hal ini mulai menggangu pikiranku……
Memang aku ingat ada yang pernah tanya langsung kepadaku
kapan tanggal lahirku....
Dan tanpa curiga aku beritahu…….
Ya Allah…..
jauhkan aku dari sikap seujon dan mencurigai…
Karena aku tidak
bisa membuktikan apa-apa secara ilmiah..
Jika itupun benar,
maka kuserahkan semua ini kepadaMu ya Allah……
Cukup kepadaMu lah
hamba berlindung dan hanya kepadamulah hamba berserah diri…
Ku ikhlasan semua
kejadian ini kepadaMu….
Dan berikanlah
kepada hamba dan keluarga ketetapan yang baik….
Amin.
Hari demi hari berlalu….
Tanpa terasa sudah hampir sebulan dan belum ada kemajuan…
Bulan puasa sudah datang...
Tetapi istriku masih terbaring lemas, tubuhnya mulai
kurus….
Berjalanpun sudah tidak sanggup…
Tusukan jarum disana-sini dengan obat infus lebih
dari 3 macam…
Dan yang lebih menyedihkan kini tusukan jarum harus
pindah tempat setiap harinya
karena takut ada pembengkakan…
Pernah aku melihat saat itu…..
Karena tubuhnya yang kurus dan pembuluh darah yang halus…
Membuat jarum tersebut harus beberapa kali ditusuk
ketubuhnya sebelum berhasil masuk…
Tak tega aku melihatnya dan hal ini membuat badanku lemas
dan mau pingsan…
Lalu buru-buru aku pergi dan duduk menenangkan diri dan
berdoa…
Ya Allah….
Tabahkan istriku
agar kuat menerima semua ini…
Dan jangan Kau
berikan beban yang dia tidak sanggup untuk memikulnya….
Amin.
Sekarang rutinitasku setiap malam aku tidur disampingnya….
Subuh aku pulang dan mandi, bermain sebentar dengan
anak-anak, lalu berangkat ke kantor…
Pulangnya aku langsung ke Rumah Sakit lagi untuk menemani
istriku sampai pagi lagi..….
Untungnya aku dibantu oleh mertuaku yang juga ikut
menjaga istriku dan anak-anakku….
Menjaga dan menemani secara bergilir sampai aku kembali
dari tempat kerjaku…..
Aku tidak tahu sampai kapan ini akan berakhir…….
Dokter juga tidak tahu sampai saat itu penyakit yang
menyebabkannya …….
Dan hanya tahu bagaimana cara menanganinya…
- --------- --------- --------- --------- --------- Bersambung
وَالسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
No comments