Breaking News

4 JENIS MANUSIA DAN KEUTAMAAN SEDEKAH

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Abu Kabsyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
”Sekarang aku beritahukan satu hal yang khusus agar kalian menjaganya yaitu: di dunia ini terdapat empat jenis manusia.

Pertama, Orang-orang yang telah Allah SWT karuniakan dengan ilmu dan harta.  Dan karenanya ia takut pada Allah SWT, karena hartanya (dengan alasan tidak membelanjakan hartanya dengan cara yang tidak di sukai Allah SWT) bahkan ia menggunakan hartanya untuk mengukuhkan silaturahmi, dengan hartanya ia melakukan amalan-amalan baik karena Allah SWT, serta menunaikan hak-hak Allaw SWT dan manusia inilah yang mempunyai derajat yang paling tinggi.

Kedua, Orang yang telah Allah SWT karuniakan dengan ilmu tetapi tidak dengan harta.  Niatnya betul, dia berkeinginan kalaulah dia memiliki harta seperti si Fulan di atas, maka dia akan menafkahkannya (dengan menggunakannya untuk amalan-amalan yang baik).  Maka karena niatnya yang baik, Allah SWT memberinya pahala yang sama seperti jenis orang pertama tadi.

Ketiga,  Seseorang yang telah Allah karuniakan harta tetapi tanpa diberi ilmu.  Orang seperti ini akan cenderung melakukan kesalahan dengan hartanya (tidak membelanjakan pada tempatnya, misalnya untuk sesuatu yang sia-sia, foya-foya, bersenang-senang, tanpa ada faedahnya).  Dia tidak takut kepada Allah SWT dengan hartanya, tidak bersilaturhmi dan tidak membelanjakan hartanya mengikuti tuntunan yang hak.  Orang seperti ini akan berada dalam kedudukan paling rendah.

Keempat, adalah orang yang tidak diberi harta juga tidak diberi ilmu oleh Allah SWT, dan memiliki keinginan jika memiliki harta Maka ia akan menggunakannya seperti jenis orang ketiga di atas.  Maka ia akan memperoleh dosa karena niatnya yang buruk.  Dari segi dosa jenis ketiga dan keempat adalah sederajat (Misykat, HR Tarmidzi dan berkata bahwa hadis ini sahih).

Melihat pembagian empat jenis manusia di atas, sungguh beruntunglah orang yang menjadi jenis pertama dan kedua, dan sebaliknya sangat merugi ketika seseorang menjadi jenis yang ketiga dan keempat.  Selain melihat pembagian itu kita perlu melihat, hal yang menjadi 2 manusia beruntung dan  2 jenis manusia lainnya tersebut merugi, yaitu pada tindakan dan amalan membelanjakan hartanya dengan cara yang disukai Allah SWT.

Pada saat ini, dimana kehidupan telah menjurus pada konsumerisme, manusia dituntut untuk selalu mengkonsumsi/menggunakan barang-barang yang merupakan hasil dari industri.  Dimana produk barang dan jasa hasil dari industri itu setiap harinya selalu bermunculan dengan variasi dan jenis yang baru.  Kondisi masyarakat saat inipun, dihadapkan pada pilihan bahwa mau tidak mau harus menggunakan barang dan jasa tersebut.  Dengan adanya kecenderungan seperti itu, maka muncul imbas bahwa manusia harus memperoleh penghasilan leibh untuk mempunyai uang agar bisa membeli barang tersebut.

Kondisi ini, menuntut manusia untuk menjadi kaya dan lebih kaya, agar dirinya bisa mencukupi semua kebutuhan “konsumerisme-nya”.  Padahal kondisi bangsa pasca krisis moneter belumlah kondusif.  Manusia cenderung mengeluh, di saat harga-harga kebutuhan semakin tinggi, penghasilan tidaklah meningkat seperti yang diharapkan.  Dan jawaban atas itu semua adalah tindakan dan amalam membelanjakan hartanya dengan cara yang disukai oleh Allah SWT.  Dimana, manusia disadarkan pada situasi, bahwa dirinya harus bisa mengendalikan diri, dan memberlanjakan hartanya pada hal-hal yang sesuai kebutuhannya.   

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Albaqoroh (2) ayat 195: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di Jalan Allah, dan janganlah menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan.  Dan berbuat baiklah (yakni membelanjakannya dengan cara yang baik) karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

---------------------------------------------------------------------------
*Sumber :  Buku Yunus Hanis Syam “Mutiara Hikmah dari Kisah Islami”


 وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ





No comments