KISAHKU MENUJU BAITULLAH I - BAGIAN 3 : COBAAN DAN KEPUTUSASAANKU
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga
padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengasaraan serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datang pertolongan Allah. Ingatlah
sesungguhnya pertolongan Allah itu memang dekat." (Q.S.
Al-Baqarah : 214)
--------------------------------------
Maka cepat-cepat dia menginstruksikan untuk segera melakukan
operasi…..
Karena terjadi pengecilan pembuluh darah yang akibatnya
aliran darah dikaki terhenti….
Sehingga menggangu saraf dan fungsi kaki.…
Dan dapat mengakibatkan kelumpuhan jika tak segera
ditangani….
Padahal saat itu suasana baru habis lebaran….
Dan sudah banyak para dokter yang sedang mengambil cuti….
Aku ditelpon dan diberitahukan keadaan istriku, maka aku langsung
bergegas ke Rumah Sakit…
Aku tanda tangani beberapa dokumen yang diberikan
kepadaku oleh perawat dan terdapat surat pernyataan bahwa memang aku
mengizinkan para dokter untuk melakukan tindakan medis dengan mengoperasi
kakinya dengan cara membuka jalan pembuluh darah yang mengecil dan menyempit
dengan menyodokan sebuat alat dari pangkal paha kakinya yang sebelah kiri…..
Setelah itu istriku langsung dibawa ke ruang operasi….
Aku menunggu dengan cemas dan tak lepas do’a dan zikir yang
terus kupanjatkan kepada Alah SWT, sementara satu persatu saudara-saudaraku dan
orang tuaku juga datang ke Rumah Sakit untuk memberikan semangat dan ketabahan
padaku.…..
Waktu operasi dokter dokter menghadapi kesulitan, karena
alat tersebut tidak dapat tembus sampai ke
dengkul sehingga, diputuskan untuk menyodok alat tersebut dari kaki
keatas paha……
Maka diatas telapak kaki dekat mata kaki di bagian tengah
yang menggunung terpaksa di ”belah” untuk
membuat lobang dan kemudian alat itu dimasukan dari arah kakinya
menuju ke dengkul sampai terbuka dan untuk memperbesar
aliran pembuluh darahnya….
Operasi akhirnya berhasil dilakukan…..
Tetapi ternyata tiba-tiba dokter melihat kaki sebelah
kanannya juga mengalami hal yang sama,
maka cepat aku
diberitahukan oleh dokter dan minta izin untuk melakukan tindakan medis yang
sama dan aku pun mengizinkannya……..
Maka operasi kaki kanan istrikupun juga dilakukannya…..
Selang beberapa jam dokter keluar dan kutanyakan bagaiman
hasilnya…
Dia bilang “Alhamdulillah operasi berjalan dengan baik,
walau ada beberapa kendala tapi berhasil diatasi..” Dokter
menjelaskan dengan apik sehingga aku mengerti segala tindakan dan alasan kenapa kaki kanannya
istriku juga harus dioperasi….
Dia juga bilang.. “Alhamdulillah kita tidak terlambat, karena
jika terlambat maka akan lumpuh kakinya…”
Alhamdulillah kupanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
operasinya berjalan dengan lancar,
berselang beberapa lama aku diijinkan untuk melihatnya di
ruang “recovery”....
Kudapati istriku belum sadar dan masih begitu lemas
akibat obat bius yang masih mempengaruhinya…
Ku berdiri disamping dekat tempat tidur istriku…
Kupandangi wajahnya yang putih dan pucat lesu…
Lalu kupegangi tangannya dan tiba-tiba dia menangis
sambil matanya tertutup…..
dan berkata : “Bang…
maafkan aku… Aku sangat mencintaimu bang…. Aku banyak salah bang….
Ya Allah…. maafkan
aku… seharusnya sejak dulu aku memakai kerudung…
Ya Allah… maafkan
aku….“
Istriku terus
menangis…. Aku berusaha menenangkannya dengan
memeluknya…..
”Aku juga sangat
mencintaimu… sabar yah… ini ujian buat kita…..” kataku…
Tanpa terasa air mata menetes haru… lalu aku panjatkan
puji syukur dengan membatin..
“ Ya Allah… terima
kasih kau telah menolong istriku dan memberikan petunjuk padanya…”
Keeseokan harinya aku berbicara dengan temanku, yang juga
kutahu dia rajin ibadah, dan menceritakan pengalaman dan kejadian yang menimpa
istriku lalu dia bilang bilang :
“Yah sudah coba aja
ke orang pintar, mungkin benar ada yang usil, toh gak salah jika mencoba..” Lalu kubilang : “Bukanya saya tidak mau,
tapi sebenarnya yang saya takutkan lebih dari itu…. Saya takut Sirik!” Lalu kata temanku bilang : “Insya Allah tidak, karena kita tetap berserah
diri kepada Allah SWT, karena kadang Allah SWT menurunkan pertolongan kepada
kita melalui orang lain dan semua itu Allah yang atur, tetapi biasanya memang
ada bayarannya, nanti saya coba tanyakan, mudah-mudahan dia bisa membantu.”
Selang beberapa hari kondisi istriku agak membaik kakinya
mulai hangat dan bentuknya mulai seperti sediakala, tetapi masih merasakan
sakit dikakinya sehingga masih tetap harus dirawat intensif….
Akupun mulai goyah dan mulai menghubungi
orang yang dimaksud temanku…
Ternyata dia adalah guru mengaji Tasawuf-nya yang
tinggal di Jawa Timur…
Dia sempat mengenalkan dirinya dan mengatakan:
“Saya akan mencoba membantu bapak dan Insya
Allah dengan izin Allah SWT, istri bapak bisa sembuh, saya hanya mencoba
membantu sesuai kemampuan saya, tetapi lebih dari itu semua karena IzinNya
juga.”
Karena kalimat itu yang keluar dari mulutnya aku agak
lega, maka akupun berpikir mudah-mudahan ini tidak sirik, karena dia juga
tergantung kepada Allah SWT seperti apa yang dia ucapkan…
Aku juga bertanya : “Apa
benar ada yang ingin berbuat jahat kepadaku?”
Dia bilang : “Memang
ada, tapi sudahlah biarkan Allah SWT yang membalas setiap kejahatannya, lupakan
saja…, Insya Allah saya akan bantu dengan do’a agar Allah SWT senantiasa
menjaganya dan jika setelah ini orang tersebut masih berbuat usil, maka Insya
Allah dengan izinNya juga saya akan coba untuk kembalikan kepada pemiliknya..”
Kalimat itu yang membuat aku terdiam beberapa saat….
Dan kuputuskan untuk tidak melanjutkan pertanyaan, karena
khawatir aku akan memaksa meminta dia untuk menunjukan siapa orangnya yang
akibatnya dendam dan benci berkepanjangan… Lagi pula aku tidak bisa membuktikan
secara ilmiah….
Tapi yang jelas biasanya orang itu akan malu atau
melengoskan mukanya ketika melihat atau bertemu denganku atau istriku seperti apa
kata temanku…..
Lalu aku informasikan niatku ini ke Istriku bahwa aku mau
mencoba pengobatan alternative dan dia bilang : “Selama itu tidak Sirik, yah tidak
apa-apa….”
Akhirnya kuputuskan untuk menggunakan jasanya….
Dengan terlebih dahulu sepakat masalah biaya maharnya…
Terus terang.. pada saat itu aku sudah
bingung dan tidak tahu harus bagaimana, seperti orang kehilangan arah… jadi
apapun itu jasa pengobatan yang ditawarkan selama tidak berbau sirik akan kuterima….
Lalu malamnya dia telponku dan minta aku membaca beberapa
surat dan istriku juga membacanya pada saat memulai pengobatan jarak jauh dan
menghadapkan tempat tidur istriku yang terbaring di rumah sakit menghadap ke
timur, karena lokasi dia berada di Timur….
Lalu Handphone dimatikan setelah dia bilang akan
memulainya….
Selang beberapa menit istriku merasakan seperti ada
aliran listrik yang menjalar dikakinya begitu cepat sehingga dia juga merasakan
kaget dan sedikit meringis…. (wallahu
allam).
Prosesi pengobatan “jarak
jauh” telah selesai kemudian orang tersebut menelponku kembali dan suruh
menghubungi temanku untuk minta air hujan yang telah disimpan sekian lama dan
dido’akan untuk diminum istriku agar dapat cepat sembuh…..
Kuikuti semua perintahnya dan Alhamdulillah dengan izin
Allah SWT istriku berangsur-angsur lebih baik dan kakinya mulai mengalami
kemajuan, sakit yang timbul setiap malam sudah tidak terjadi lagi, kini hanya
tingal menunggu waktu peyembuhan akibat bekas luka operasinya….
Sujud syukur kupanjatkan kepada Allah SWT dan memohon
ampun jika yang kulakukan ini salah,
tak lupa juga kuucapkan terima kasih kepada guru
mengajinya temanku dan temanku yang mau membantuku…..
Dua pekan sudah lebaran terlewatkan….
Dokter sudah mengijinkan istriku untuk dibawa pulang
dengan rawat jalan….
tetapi memang istriku jalannya masih tertatih-tatih dan
harus pakai tongkat karena luka habis operasi itu akan sembuh dalam waktu yang
cukup lama kata dokter……
Aku dipanggil oleh petugas Rumah Sakit untuk
menyelesaikan administrasinya….
Kulihat ternyata biaya rumah sakit lebih dari 129 juta
dan terdapat kelebihan biaya yang harus kutanggung, walaupun begitu tetap
mereka yang membayar terlebih dahulu sehingga istriku bisa pulang untuk rawat
jalan…..
Pihak asuransi dari kantor istriku menyebutkan bahwa yang ditanggung hanya
sepertiganya dan sisanya menjadi tanggunganku, hal ini karena ada selisih dari harga kamar dan dokter
karena perbedaan kelas kamar, karena seharusnya istriku menempati kamar kelas II dan bukan kelas I serta ada 2 kali operasi yang membuat
mahal harganya.…
"Ya Allah… habis deh
tabungan hajiku......." ucapku membatin...
----------------------------------------------------------------- Bersambung
وَالسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
No comments